BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setelah pengkajian kesehatan komunitas, menganalisis
data, dan menetapkan diagnosis keperawatan komunitas langkah selanjutnya adalah
mempertimbangkan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan kesehatan
komunitas tersebut untuk memformulasikan rencana berfokus- komunitas. Masing-
masing pernyataan diagnosis gambaran masalah yang aktual atau potensial,
penyebab, dan gejala dan tanda mengarahkan upaya perencanaan perawat. Ketiganya
merupakan informasi yang sama pentingnya bagi proses perencanaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah penulis uraikan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah yang
nantinya akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Definisi Intervensi Keperawatan Keluarga
2.
Indikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
3. Klasifikasi
Intervensi Keperawatan Keluarga
4. Menetapkan
Tujauan Intervensi Keperawatan
Keluarga
5.
Menetapkan Intervensi Keperawatan Keluarga
6.
Domain Intervensi Keperawatan Keluarga
7.
Hambatan-Hambatan Intervensi Keperawatan Keluarga
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui
dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Arthritis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Mengetahui Definisi Intervensi Keperawatan Keluarga
2.
Mengetahui
Indikasi
Intervensi Keperawatan
Keluarga
3.
Mengetahui Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
4.
Mengetahui
Menetapkan
Tujauan Intervensi Keperawatan
Keluarga
5.
Mengetahui
Menetapkan
Intervensi Keperawatan Keluarga
6.
Mengetahui
Domain
Intervensi Keperawatan
Keluarga
7.
Mengetahui
Hambatan-Hambatan
Intervensi Keperawatan
Keluarga
BAB
II
KONSEP
DASAR TEORITIS
2.1 Definisi Keperawatan
Keluarga
ANA (1995) mendefinisikan intervensi
sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan kilen atau keluarga.
2.2 Indikasi
Intervensi Keperawatan Keluarga
Wright dan Leahey dalam Friedman (1998) menganjurkan bahwa
intervensi keperawatan keluarga dapat di lakukan pada :
a.
Keluarga dengan satu masalah yang
mempengaruhi anggota keluarga lainnya
b.
Keluarga dengan anggota keluarga
berpenyakit yang berdampak pada anggota keluarga lainnya.
c.
Anggota keluarga yang mendukung permasalahan
kesehatan yang muncul.
d.
Salah satu anggota keluarga menunjukkan
perbaikan atau kemunduran dalam status kesehatan.
e.
Anggota keluarga yang didiagnosis
penyakit pertama kali.
f.
Perkembangan anak atau remaja secara
emosional.
g.
Keluarga dengan penyakit kronis.
h.
Keluarga dengan penyakit mematikan.
2.3 Klasifikasi
Intervensi Keperawatan Keluarga
Friedman
(1998) memberikan gambaran berkaitan dengan klasifikasi intervensi, antara lain
:
a.
Suplemental
Intervensi
yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara langsung pada keluarga
sebagai sarana.
Contoh
:
1.
Imunisasi pada balita
2.
Imunisasi TT pada ibu hamil
3.
Perawatan luka dengan anggota keluarga
DM
4.
Pembelajaran pembuatan obat tradisional
untuk klien dengan Hipertensi.
b.
Fasilitatif
Intervensi
ini terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi hambatan dari keluarga
dalam memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan sosial dan transportasi.
c.
Developmental
Intervensi
ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga dalam kapasitasnya untuk
menolong dirinya sendiri (membuat kelurga belajar mandiri) dengan kekuatan dan
sumber pendukung yang terdapat pada keluarga.
2.4 Menetapkan Tujauan Intervensi Keperawatan Keluarga
2.4.1.Tujuan Umum
Tujuan Umum merupakan tujuan yang lebih
menekankan pada pencapaian akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari
yang merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungksn kesehatan. Tujaun
umum ini lebih mengarah pada kemandirian klien dan keluarga sebagai sasaran
asuhan keperawatan keluarga.
Contoh :
1.
Setelah dilakukan kunjungan keluarga
pemenuhan nutrisi pada An. B (5 th) dengan malnutrisi kembali optimal.
2.
Setelah di lakukan kunjungan keluarga
bersihan jalan nafas pada An. A (3 th) dengan ISPA kembali normal.
2.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada
pencapaian hasil dari masing-masing
kegiatan.
Contoh :
Setelah dilakukan tindakan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :
1.
Menyebutkan arti
gizi.
2.
Menyebutkan arti
kurang gizi.
3.
Menyebutkan
jenis-jenis makanan yang bergizi.
2.5 Menetapkan
Intervensi Keperawatan Keluarga
1.
Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada
pemecahan masalah.
2.
Rencana tindakan
yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh keluarga
3.
Rencana tindakan
yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan.
4.
Rencana tindakan
perawatan dapat dilakukan secara terus menerus oleh keluarga
2.6
Domain Intervensi Keperawatan Keluarga
Ada
tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi (Calgary), yaitu :
a. Domain Kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk
memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai
target asuhan keperawatan keluarga.
b. Domain Afektif
Intervensi ini ditunjukan membantu keluarga dalam
berespon emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap
masalah yang dihadapi.
c. Domain Psikomotor
Intervensi ini ditunjukan untuk membantu anggota keluarga
dalam perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan.
2.7 Hambatan-Hambatan Intervensi Keperawatan Keluarga
Menurut Bailon
dan Maglaya (1978) hambatan yang sering kali dihadapi perawat keluarga saat melakukan intervensi
keperawatan adalah :
a.
Kurangnya
informasi yang diterima keluarga.
b.
Tidak
menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga.
c.
Informasi
yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah yang dihadapi.
d.
Keluarga
tidak mau menghadapi situasi.
e.
Keluarga
berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang sudah ada.
f.
Kegagalan
mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga.
g.
Kurang
percaya pada tindakan yang diusulkan.
EVALUASI
1. Prilaku yang adaptif sehubungan dengan
adanya masalah konsep diri.
2. Nyeri dapat berkurang.
3. Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
4. Komplikasi dapat dihindari.
5. Meningkatkan mobilitas.
6. memahami cara perawatan di rumah.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenito-Moyet, Lynda Juall,2006, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC
Harnowo Sapto, H. Fitri Susanto, 2002, Keperawatan Medical Bedah, Jakarta : EGC
Brunner & suddath, 2001, Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3, Jakarta : EGC
Lukman, ningsih Nurna, 2009. Asuhan keperawata pada klien dengan gangguan
system muskuloskeletal. Jakarta:
Selemba Medika
http://iwansaing.wordpress.com/2009/06/08/askep-gangguan-sistem-muskuloskeletal/ , diakses tanggal 3 September 2010, jam 15.08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar