Kamis, 28 Juni 2012

Keperawatan Keluarga


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
                   Setelah pengkajian kesehatan komunitas, menganalisis data, dan menetapkan diagnosis keperawatan komunitas langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan kesehatan komunitas tersebut untuk memformulasikan rencana berfokus- komunitas. Masing- masing pernyataan diagnosis gambaran masalah yang aktual atau potensial, penyebab, dan gejala dan tanda mengarahkan upaya perencanaan perawat. Ketiganya merupakan informasi yang sama pentingnya bagi proses perencanaan.   

1.2    Rumusan Masalah
                   Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.      Definisi Intervensi Keperawatan Keluarga
2.      Indikasi Intervensi Keperawatan Keluarga   
3.      Klasifikasi Intervensi  Keperawatan Keluarga          
4.      Menetapkan Tujauan Intervensi Keperawatan Keluarga
5.      Menetapkan Intervensi Keperawatan Keluarga
6.      Domain Intervensi Keperawatan Keluarga
7.      Hambatan-Hambatan Intervensi Keperawatan Keluarga

1.3  Tujuan
1.3.1   Tujuan Umum
Mengetahui dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Arthritis.

1.3.2   Tujuan Khusus
1.         Mengetahui Definisi Intervensi Keperawatan Keluarga
2.         Mengetahui Indikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
3.         Mengetahui Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
4.         Mengetahui Menetapkan Tujauan Intervensi Keperawatan Keluarga
5.         Mengetahui Menetapkan Intervensi    Keperawatan Keluarga
6.         Mengetahui Domain Intervensi Keperawatan Keluarga
7.         Mengetahui Hambatan-Hambatan Intervensi Keperawatan Keluarga


BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS

2.1 Definisi Keperawatan Keluarga
ANA (1995) mendefinisikan intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan kilen atau keluarga.

2.2  Indikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
                   Wright dan Leahey dalam Friedman (1998) menganjurkan bahwa intervensi keperawatan keluarga dapat di lakukan pada :
a.       Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota keluarga lainnya
b.      Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak pada anggota keluarga lainnya.
c.       Anggota keluarga yang mendukung permasalahan kesehatan yang muncul.
d.      Salah satu anggota keluarga menunjukkan perbaikan atau kemunduran dalam status kesehatan.
e.       Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali.
f.       Perkembangan anak atau remaja secara emosional.
g.      Keluarga dengan penyakit kronis.
h.      Keluarga dengan penyakit mematikan.

2.3  Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
            Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan klasifikasi intervensi, antara lain :
a.       Suplemental
Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara langsung pada keluarga sebagai sarana.
Contoh :
1.      Imunisasi pada balita
2.      Imunisasi TT pada ibu hamil
3.      Perawatan luka dengan anggota keluarga DM
4.      Pembelajaran pembuatan obat tradisional untuk klien dengan Hipertensi.

b.      Fasilitatif
Intervensi ini terkait dengan rencana dalam membantu mengatasi hambatan dari keluarga dalam memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan sosial dan transportasi.

c.       Developmental
Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri (membuat kelurga belajar mandiri) dengan kekuatan dan sumber pendukung yang terdapat pada keluarga.

2.4  Menetapkan Tujauan Intervensi Keperawatan Keluarga

2.4.1.Tujuan Umum

Tujuan Umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada pencapaian akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari yang merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungksn kesehatan. Tujaun umum ini lebih mengarah pada kemandirian klien dan keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan keluarga.
Contoh :
1.    Setelah dilakukan kunjungan keluarga pemenuhan nutrisi pada An. B (5 th) dengan malnutrisi kembali optimal.
2.    Setelah di lakukan kunjungan keluarga bersihan jalan nafas pada An. A (3 th) dengan ISPA kembali normal.

 

2.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada pencapaian  hasil dari masing-masing kegiatan.

Contoh :

Setelah dilakukan tindakan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :

1.    Menyebutkan arti gizi.

2.    Menyebutkan arti kurang gizi.

3.    Menyebutkan jenis-jenis makanan yang bergizi.

 

2.5 Menetapkan Intervensi Keperawatan Keluarga

1.      Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada pemecahan masalah.

2.      Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh keluarga

3.      Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan.

4.      Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus menerus oleh keluarga


2.6 Domain Intervensi Keperawatan Keluarga
Ada tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi (Calgary), yaitu :
a.       Domain Kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga.

b.      Domain Afektif
Intervensi ini ditunjukan membantu keluarga dalam berespon emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah yang dihadapi.

c.       Domain Psikomotor
Intervensi ini ditunjukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan.

2.7 Hambatan-Hambatan Intervensi Keperawatan Keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) hambatan yang sering kali dihadapi  perawat keluarga saat melakukan intervensi keperawatan adalah :
a.       Kurangnya informasi yang diterima keluarga.
b.      Tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga.
c.       Informasi yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah yang dihadapi.
d.      Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e.       Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang sudah ada.
f.       Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga.
g.      Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan.



EVALUASI
1.    Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri.
2.    Nyeri dapat berkurang.
3.    Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
4.    Komplikasi dapat dihindari.
5.    Meningkatkan mobilitas.
6.    memahami cara perawatan di rumah.


BAB III
KESIMPULAN

                    



DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet, Lynda Juall,2006, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta: EGC

Harnowo Sapto, H. Fitri Susanto, 2002, Keperawatan Medical Bedah, Jakarta : EGC

Brunner & suddath, 2001, Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3, Jakarta : EGC

Lukman, ningsih Nurna, 2009. Asuhan keperawata pada klien dengan gangguan system muskuloskeletal. Jakarta: Selemba Medika



Tidak ada komentar:

Posting Komentar