BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan
keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan
secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan
keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang
pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan
dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap
hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah
dan landasan keilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting
pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset
keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan
mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan
dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge).
Keperawatan memiliki body of
knowledge yang berbeda dengan ilmu pelayanan kesehatan lainya. Sebagai sebuah
profesi mandiri, ilmu itu kemudian dikembangkan dan di aplikasikan dalam
praktek keperawatan. Perkembangan profesi keperawatan saat ini tidak terlepas
dari upaya ahli keperawatan yang mengembangkan berbagai konsep model teori
keperawatan untuk memberikan arah bagi perawat dalam melaksanakan kegiatan
praktek keperawatan.
Dalam
makalah ini penulis akan menyajikan beberapa teori dari 4 ahli dalam bidang
keperawatan yaitu Imogene M.King, Callista Roy, Abraham Harold Maslow, dan
Virginia Henderson.
1.2
Rumusan masalah
Berdasarkan apa yang telah
dijelaskan dan telah dituliskan pada latar belakang permasalahan maka penulis
merumuskan permasalahan secara garis besar sebagai berikut:
1. Apa perbedaan
kebutuhan dasar manusia dari beberapa ahli yaitu Imogene M.King, Callista Roy,
Abraham Maslow, Virginia Henderson ?
2. Bagaimana para ahli
menemukan teori tentang kebutuhan dasar manusia ?
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah
yang telah dituliskan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari makalah
yang penulis buat adalah:
1. Agar para pembaca khususnya perawat dapat
mengetahui beberapa macam kebutuhan dasar manusia menurut para ahli.
2. Agar para perawat
dapat mengetahui analisa dari masing-masing teori tentang kebutuhan dasar
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Imogene M.King
Lahir :
Philadhelphia, 30 Januari 1923
Wafat :
24 Desember 2007
Pendidikan : 1.Sekolah Keperawatan di Louis pada tahun
(1945-1948 mendapat gelar BSN dan MSN )
2.Gelar pendidikan
kedokteran dari persatuan guru
Universitas Columbia tahun 1961
3.Menjadi professor tahun (1971-1980) diUniversitas Loyola, Chicago
A. ANALISA TEORI
Tahapan prosedur analisa teori:
1. Sumber Teori
(Origins)
Dalam menemukan
teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai
pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia”
(General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan
melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel
yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual
Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing).
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku
mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem
yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal systems (individuals),
interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem
pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan
Dynamic Interacting Systems.
2. Makna (Meaning)
King mendefenisikan
teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge)
3. Kecukupan Logis
(Logical Adeguacy)
Konsep
teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan
iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis.
Teori ini cukup logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa
riset.
4. Manfaat
(Usefulness)
Perawat-perawat
yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai
pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal
Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan
individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan
keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali
melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan
keperawatan.
5. Generalisasi
(Generalizability)
Teori pencapaian
tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar
phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan
khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan
perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
6. Parsimony
Konsep-konsep dari
teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami
meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
7. Testability
Teori ini dapat
memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan
hypothesis dalam penelitian.
B.
THEORY OF GOAL ATTAINMENT (1971)
Imogene M.King
mengawali teori ini melalui studi literatur
dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa
teman dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan dari beberapa
pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian
King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) pada tahun 1971 sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan
teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap
kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai
sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Human being
mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan
dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan
bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk
membantu dirinya sendiri.
Menurut King
intensitas dari interpersonal systems
sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan.
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai
sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam
setiap situasi praktek keperawatan,
meliputi:
1. Interaksi,
King mendefenisikan interaksi sebagai
suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan
sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan
sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang
pendidikan.
3. Komunikasi
diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada
orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan
sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah
pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan
serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran
maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan
sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia
dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang
adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup
sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu
individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan
sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah
perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman
yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah
sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi
interaksi antara perawat dengan klien.
2.1. Callista Roy
Lahir :
Los Angeles (California), 14 oktober
1939
Wafat :
Tahun 1984
Pendidikan : Memulai
Pendidikan di tanah kelahirannya Los Angeles California. Menerima Bachelor of
Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College. Magister Saint in
Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.
A. ANALISA
TEORI
1. Manusia utuh dan
sehat
2. Individu mampu
memenuhi kebutuhan biopsikososialnya
3. Orang menggunakan
koping baik negatif/positif
4. Untuk beradapatasi
individu berespon pada kebutuhan fisiologis, konsep diri positif, mandiri, peran,
dan berfungsi secara optimal integritas
5. Sehat-sakit untuk
koping yang efektif memelihara proses adaptasi
B. Elemen
Model Adaptasi CALLISTA ROY
Terdapat
lima elemen keperawatan model adaptasi Roy, yaitu :
1. Konsep Person
(manusia yang menerima asuhan keperawatan)
Person adalah individu,keluarga
kelompok atau masyarakat luas dan masing-masing sebagai sistem adaptasi yang
holistic. Roy memandang orang secara menyeluruh atau holistic sebagai suatu
kesatuan yang hidup secara konstan dan melakukan interaksi yang menyebabkan
perubahan baik internal maupun eksternal. Tingkat adaptasi person tergantung
dari stimulus yang diterima dan yang masih di adaptasi secara normal,di mana
rentang respon cukup luas bagi setiap orang dan tingkat adaptasi seseorang
selalu berubah di karenakan pengaruh oleh mekanisme koping yang di miliki orang
tersebut. Jadi konsep person yaitu manusia yang menerima asuhan keperawatan.
Empat
fungsi mode yang di kembangkan oleh roy terdiri dari :
·
Mode
fungsi fisiologis
Mode fungsi
Fisiolaogis mengenali tentang penggunaaan seluruh system fisiologis yang ada
pada tubuh manusia.
·
Mode
konsep diri
Mode konsep diri
mengenali pola-pola nilai,kepercayaan,dan emosi sehubungan dengan ide-ide
pribadi.perhatian ini di berikan kepada fisik personal dan moral etik pribadi.
·
Mode
fungsi peran
Mode fungsi peran
mengenali pola-pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang
lain yang di cerminkan oleh peran primer,sekunder dan tersier.fokusnya pada
peran identitas dan peran keunggulan.
·
Mode
interpenden
Mode ini mengenali
pola-pola manusia tentang nilai kasih sayang,cinta kasih dan ketegasan dimana
proses ini melalui hubungan interpersonal pada tingkat perorangan atau
kelompok.
2. Tujuan keperawatan
Tujuan
keperawatan menurut roy adalah untuk meningkatkan respon adpatasi dalam hubungannya
dengan empat mode adaptif. Tingkat adaptasi seseorang ditentukan oleh fokal, contextual,
dan residual stimulus. Fokal stimulus adalah yang langsung berhadapan dengan
seseorang yang mempunyai pengaruh kuat pada seseorang, contextual stimulus
adalah semua stimulus yang di alama seseorang baik internal maupun eksternal
yang mempengaruhi situasi yang dapat di ukur,di observasi dan secara subyektip
di laporkan.residual stimuli adalah ciri tambahan yang ada relevan dengan
situasi yang ada tetapi sukar untuk di observasi.
3. Konsep sehat
Sehat
direvisikan oleh Roy sebagai suatu keadaan dan proses terintegrasi di dalam
tubuh seseorang secara keseluruhan.integritas seseorang di ekspresikan melalui
kemampuan memunuhi tujuan untuk kelangsungan kehidupan dan keunggulan. Perawat
menggunakan konsep model adaptasi Roy tentang konsep sehat sebagai tujuan
mengetahui prilaku seseorang.
4. Konsep ingkungan
Lingkungan di
devinisikan sebagai semua kondisi ,keadaan dan pengaruh sekitar yang
mempengaruhi perkembangan prilaku seseorang atau kelompok.stimulus lingkungan
internal dan eksternal merpakan area
study keperawatan.
5. Kegiatan
keperawatan
Model
adaptasi roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses
keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut roy meliputi pengkajian
tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi dan evaluasi,
langkah-langkah tersebut sama denga proses keperawatan secara umum.
2.2. Abraham H.Maslow
Lahir : Brooklyn (New York),
1 April 1908
Wafat :
8 Juni 1970
Pendidikan : Jurusan Psikologi Universitas
Wisconsin,
Pernah Mengajar di Universitas Brandeis
A. KEBUTUHAN
DASAR BPSS (BIO-PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL)
Rumusan
“bio-psiko-sosio-spiritual” dipopulerkan oleh American Psychiatric Association
(APA) yang merupakan empat aspek batasan sehat menurut WHO, tahun 1984. Dalam
paradigma keperawatan, manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang utuh dan unik, meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Dan
dalam kehidupannya, manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai keseimbangan
sesuai dengan tahap tumbuh kembang.
1. Kebutuhan Biologik
Mengandung arti
fisik (tubuh/jasmani) yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya membutuhkan
makanan/zat bergizi, bebas dari penyakit/gangguan.Kebutuhan fisik ini meliputi
Oksigen/Udara ,Nutrisi, Eliminasi, Istirahat/tidur, Kegiatan/Aktivitas, dan
Seksual.
2. Kebutuhan
Psikologik
Kebutuhan psikologik
atau kebutuhan emosional dibutuhkan oleh semua usia antara lain kebutuhan untuk
memberi cinta, merasakan cinta, dicintai, diperlakukan dengan hormat, adanya
intimasi (perasaan dekat dengan seseorang lain), memberi sentuhan, dan menjadi
pendengar yang baik.
3. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial
dipenuhi dengan berinteraksi dengan orang lain dan kesempatan untuk bebas
mengekspresikan diri.
4. Kebutuhan Spritual
Pentingnya agama
dalam kesehatan dapat dilihat dari batasan WHO, 1984 yang menyatakan bahwa
aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan
seutuhnya.
B. HIRARKI
MASLOW
Hierarki
diartikan sebagai proses atau sistem yang menempatkan materi (benda-benda) dan
orang menurut derajat / urutan tingkatan pentingnya. Hierarki kebutuhan adalah
penempatan persyaratan atau keperluan fungsi manusia berdasarkan derajat
(urutan) tingkatan pentingnya. Pada tahun 1970, Maslow telah mengembangkan
suatu tingkatan atau hierarki kebutuhan manusia yang terdiri atas lima
kategori, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
1. KEBUTUHAN
FISIOLOGIS (PHYSIOLOGY NEEDS)
Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan untuk mempetahanka kehidupan/kelangsungan hidup.
Kebutuhan fisiologis/biologis/fisik ini harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan yang lain.
Jenis Kebutuhan fisiologis
seperti yang dikembangkan oleh Khalish, 1973 terdiri atas:
Kebutuhan
akan udara (oksigen), Kebutuhan cairan dan elektrolit, Kebutuhan nutrisi, Kebutuhan
eliminasi, Kebutuhan istirahat dan tidur, Kebutuhan pakaian, Kebutuhan regulasi
suhu badan, Kebutuhan kebersihan diri, Kebutuhan makan dan minum, Kebutuhan
melaksanakan aktivitas/kegiatan, Kebutuhan eksplorasi dan manipulasi, Kebutuhan
seksual, Kebutuhan tempat berlindung.
2. KEBUTUHAN RASA AMAN
(SAFETY NEEDS)
Kebutuhan rasa aman
adalah kondisi yang membuat seseorang merasa aman dan ada kaitannya dengan
kepastian untuk hidup bebas dari ancaman dan bahaya.
Jenis Kebutuhan rasa
aman dan keselamatan seperti yang dikembangkan oleh Khalish (1973) terdiri
atas:
Bebas dari bahaya
yang disebabkan oleh penyakit, Bebas dari rasa takut, Bebas dari bahaya
bahan-bahan kimia, Bebas dari bahaya-bahaya yang mengancam tubuh, Bebas dari
ancaman psikologis, Bebas dari bahaya-bahaya yang disebabkan oleh suhu, Bebas
dari bahaya-bahaya yang disebabkan oleh fisik dan elektrik, Memiliki lingkungan
yang teratur dan dapat dikelola dengan baik, Memiliki lingkungan hidup yang
stabil.
3. KEBUTUHAN DICINTAI
DAN MENCINTAI (BELONGING AND LOVE NEEDS)
Kebutuhan
dicintai, mencintai, dan memiliki/dimiliki yaitu kebutuhan untuk memberikan dan
menerima rasa cinta sayang dan memiliki.
Jenis Kebutuhan dicintai,
mencintai, dan dimiliki seperti yang dikembangkan oleh Khalish, 1973 terdiri
atas:
Memberikan dan
menerima cinta dan kasih sayang, Membutuhkan teman hidup dan bergaul, Membutuhkan
hubungan interpersonal/restu dari orang lain, Membutuhkan perlakuan yang halus/
hubungan yang hangat, Membutuhkan kebersamaan/ persahabatan/ keakraban, Membutuhkan
pergaulan yang intim/ bersatu dengan yang dicintai.
4. KEBUTUHAN HARGA
DIRI ( ESTEEM NEDS )
Harga diri adalah
perasaan, perilaku dan mengatahui bahwa individu berhak untuk memilih apa yang
dikehendaki sebagian dari kehidupannya dan mengambil sikap untuk melakukan
tindakan yang dipilih diberbagai area kehidupan individu yang akan membuat
perasaan tentang diri sendiri menjadi lebih baik dan lebih percaya diri.
Maslow ( 1970 ) mengidentifikasi
dua jenis kebutuhan harga diri yaitu :
1. Keinginan
untuk pencapai, kompetensi dan mengusai kegiatan-kegiatan profesional dan
pribadi.
2. Keinginan
untuk beribawa, status, merasa penting dan pengakuan.
Harga diri dapat diperoleh dari
diri sendiri dan dari orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima
penghargaan dari orang lain. Manusia cenderung bersikap negatif, walaupun cinta
dan mengakui kemampuan dirinya namun jarang mengekspresikannya. Sebagai perawat
diharapkan dapat merubah sikap negatif tersebut menjadi sikap positif yang
merasa dirinya berharga.
5. KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI ( SELF ACTUALIZATION NEEDS )
Aktualisasi diri
adalah kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri, termasuk
persepsi masa lalu akan diri dan perasaannya. Kebutuhan aktualisasi diri adalah
kebutuhan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan bakatnya, ingin berprakarsa,
mengeluarkan ide atau gagasan, untuk terus berkenbang dan berubah, serta
berusaha kearah tujuan masa depan. Kebutuhan aktualisasi ini dapat disebut pula
sebagai realizatoin needs.
Jenis kebutuhan aktualisasi
diri seperti duikembangkan oleh khalish, 1973 terdiri atas :
Kebutuhan
pengenalan diri sendiri / peningkatan proses belajar, Kebutuhan penerimaan diri
sendiri atau kemampuan mengatasi masalah, Kebutuhan pernyataan diri sendiri
atau sadar akan potensinya ( cendurung kepada pembaharuan ), Kebutuhan hubungan
interpersonal yang mendalam, Kebutuhan pemenuhan diri sendiri / lebih menyukai
hal-hal yang komplek dari pada yang sederhana, Kebutuhan akan presepsi yang
sehat dan realities, Kebutuhan pengembangan diri sendiri secara maksimum /
ekspresi diri / peningkatan kreatifitas.
2.3. Virginia Henderson
Lahir : Kansas, 30
November 1897
Wafat : Branford Conecticut, 19 maret 1996
Pendidikan : Pada tahun 1918 ia belajar keperawatan di sekolah
keperawatan militer di Washington DC. dan lulus pada 1921. Sejak 1923 ia
menjadi asosiat riset di Yale University
School of Nursing, ia menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University
America, Pace University, University Rochester, University Western Ontario dan
Yale University. Kemudian ia meraih gelar BS (1932) dan MA (1934) di Columbia
University. Bukunya yang dipublikasikan antara lain The Principles and Pratice
of Nursing (1939), Basic Principles of Nursing Care (1960) dan The Nature of Nursing (1966).
A. Konsep
Utama Teori Henderson
1.
Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang
membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang
damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
Kebutuhan dasar manusia terdiri
atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan keperawatan. Keempat belas
kebutuhan dasar manusia dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu
komponen kebutuhan biologi, psikologis dan spiritual. Henderson juga menyatakan
bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak
dapat dipisahkan satu sama lain (Insiseparable). Sama halnya dengan klien dan
keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (Unit).
2.
Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempuyai fungsi independence di dalam penanganan keperawatan berdasarkan
kebutuhan dasar manusia, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3.
Kesehatan
Sehat adalah kualitas
hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.
Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
4.
Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang terkait
dengan aspek lingkungan. Menurut Henderson,
hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga angkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
B. Komponen-komponen
Yang mendasari Model Keperawatan
Virginia Henderson
1.
The Activities of Living
Defenisi keperawatan menurut Virginia Henderson (1996)
adalah fungsi unik dari keperawatan adalah
membantu individu baik sehat atau
sakit dalam melaksanakan aktivitas yang mendukung kesehatan, penyembuhan atau
meninggal dunia dengan damai dimana individu tersebut melakukannya dengan
mandiri saat individu tersebut memiliki kekuatan, kemauan atau pengetahua.
2.
Keyakinan dan Tata Nilai
Perawat merupakan penolong utama individu dalam
melaksanakan aktivitas penting untuk memelihara dan memulihkan kesehatan atau
meninggal dunia dengan damai, dimana bantuan yang diberikan oleh perawat dapat
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan kekuatan atau kemauan klien melaksanakan
14 komponen keperawatan dasar.
Kebutuhan
Pasien (14) menurut Virginia Henderson
1.
Bernafas secara normal
2.
Makan dan minuman cukup / adekuat
3.
Eliminasi
4.
Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5.
istirahat dan tidur
6.
Memilih baju yang cocok, cara berpakaian : berpakaian
dan melepas pakain
7.
mempertahankan temperatur tubuh dan
rentang normal
8.
Menjaga tubuh tetap rapi dan bersih
9.
Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi
dengan orang lain
11. beribadah
menurut keyakinan
12. Bekerja
menjanjikan prestasi
13. Bermain
dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar
menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembangan dan
kesehatan normal.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Telah
dikemukakan sebelumnya bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa yang utuh dan unik, meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual dan dengan
segala kelemahannya tak kan terlepas dari bantuan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Teori para ahli tersebut sangat diperlukan dan membantu
dalam praktek keperawatan, serta mendukung dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Oleh
karena itu dalam melaksanakan upaya perawatan, perawat harus dapat
mengaplikasikan teori para ahli dengan benar karena dari teori beberapa ahli
tersebut terdapat kekurangan dan kelebihannya masing- masing.
3.2.Saran
Mungkin dalam penyelesaian makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi ejaan, tulisan, maupun isi. Oleh karna
itu, di sini kami sebagai penyusun merasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini bisa menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http ://Nursing – Aliyun.Blogspot.
com 22 Desember
2009
Potter, Perry. 1999. Fundamental Of Nursing: concepts, process, and practice. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.