Rabu, 11 Juli 2012

Menyusui-Islam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang
          Hakikat dan Proses penciptaan manusia yaitu asal-usul dan bagaimana manusia diciptakan serta apa tujuan dan hakekat penciptaan manusia, merupakan dua hal  yang selalu menarik dan menjadi bahan kajian manusia dari masa kemasa. Bahkan seorang anak kecil pun kerap kali bertanya kepada orang tuanya tentang dari mana “adik” nya berasal dan bagaimana dibentuk.
         Hal ini tak mengherankan karena manusia merupakan mahluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah SWT. Manusia dikaruniai akal pikiran yang membedakannya dengan binatang yang hanya menuruti  naluri dan hawa nafsu saja atau dengan Malaikat yang hanya dikarunia Allah kemampuan untuk senantiasa beribadah dan berbakti kepada Allah tanpa memikirkan hal-hal yang lain. Manusia selain diberi Petunjuk dan perintah untuk senantiasa menyembah dan beribadah kepada Allah SWT, juga dikarunia akal pikir untuk memikirkan proses-proses yang terjadi di alam ini, mengolah dan mengaturnya dengan baik agar bermanfaat bagi manusia itu sendiri dalam rangka beribadah dan berbakti kepada Allah SWT. Hal ini dilukiskan oleh Allah SWT sendiri dalam dialognya dengan para malaikat di awal penciptaan Nabi Adam AS, sebagai manusia pertama dalam Surat Al-Baqorah ayat 30 sampai 39.

1.2.     Rumusan
1.      Bagaimana proses kehamilan menurut islam ?
2.      Bagaimana proses menyusui menurut islam ?

1.3.     Tujuan
                   Tujuan dari pembuatan makalah ini agar para pembaca dapat mengetahui tentang Kehamilan dan Menyusui dan juga dapat menambah pengetahuan pembaca.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.     KEHAMILAN
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.

2.2.     PROSES KEHAMILAN
A.      Pembuahan
                   Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Setelah dilepasnya sel telur dari  folikel matang, sel telur ( Nutfah) lalu di tangkap oleh umbai saluran telur (Infundibulum). Telur lalu bergerak sepanjang saluran telur (Tuba Fallopii) dengan bantuan kontraksi (gerakan) lembut dari otot saluran telur.  Bila tak ada sperma yang masuk dan sampai disaluran telur, telur akan berdegenerasi (rusak/mati). Bila ada sperma yang masuk dan sampai disaluran ini, maka mereka akan berjumpa pada kira-kira 2/3 panjangan saluran telur .
                   Sperma (Nutfah) merupakan salah satu unsur dominan yang terdapat dalam cairan yang dikeluarkan oleh alat kelamin pria yang disebut dengan Semen atau air Mani.  Selain sperma di dalam semen atau air mani  terdapat juga zat-zat yang diperlukan untuk makanan sperma dan untuk perlindungan sperma. Sperma dalam jumlah jutaan banyaknya akan mengepung sel telur dan berusaha menembus Zona Pelucida (Daerah Jernih, yang mengelilingi permukaan sel telur). Hanya satu sperma yang berhasil menembus kumpulan sel telur ini. Setelah menembus maka kepala sperma akan membuka selubungnya dan melepaskan benih pria untuk selanjutnya masuk kedalam sel telur dan akhirnya tiba di inti sel telur dan terjadi penyatuan genetik. Proses bersatunya sperma dan telur ini disebut konsepsi/fertilisasi (Nutfah Al-Amshaj), sedangkan hasilnya disebut  Zygote/Embrio/Al-Khalq.
                   Dalam Al-Qur’an Allah SWT menginformasikan tentang kejadian awal manusia ini dalam beberapa ayat yaitu :
1. Al-Mu’minun (23) ayat 12 : Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah (Sulalatin min thiin).    
2. As-Sajdah ( 32) ayat 7 dan 8 :  Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia  menjadikan keturunannya dari saripati air ( Sulalatin min ma’a).
3. Al-Qiyamah (75) ayat 37 :  Bukankah dia dahulu benih (Nutfah) dari mani yang ditumpahkan (ke rahim).
4. Al-Hujarat ayat 13 :  Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari  seorang laki-laki dan perempuan.
5. Surat Al Baqarah (2) ayat 222 : Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah : Haid itu adalah suatu  kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu  haid dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila  mereka telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepada kamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang taubat dan  orang yang menyerahkan diri.
                   Hubungan seksual selama menstruasi akan mengakibatkan infeksi rahim dan saluran telur disamping itu juga akan menimbulkan rasa nyeri dan tidak menyenangkan  Disamping itu juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih pria. Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang telah memperingatkan kita akan hal ini jauh sebelum ilmu pengetahuan mendapatkan bukti secara ilmiah.

B.       Perjalanan Zygote (hasil pembuahan) sampai ke rahim
                   Setelah terjadinya pembuahan, maka zygote (hasil pembuahan) mengalami perubahan penting yaitu penyatuan genetik (informasi sifat-sifat keturunan) dari laki-laki dan perempuan, pembelahan dan perbanyakan sel-sel  yang diseburt stadium  Morula (anggur), lalu terbentuk ruanga yang mengandung air disebut Blastocyst  (kantong yang mengandung air). Blastocyst ini kemudian akan tiba dan bernidasi (bersarang kedalam dinding rahim)  Perjalanan sejak pembuahan hingga tiba di rahim ini memerlukan waktu kira-kira seminggu.
                   Rahim merupakan suatu kantong yang sangat kuat. Dalam keadaan tidak hamil rahim hanya berukuran sebesar telur Puyuh yang akan menjadi besar saat hamil. Otot rahim dapat memanjang dari ukuran 1 cm menjadi 1 meter.

Di dalam Al-Qur’an Allah SWT menerangkan proses pembentukan manusia lebih lanjut :
1. Surat Al-Mu’minun ayat 12 -13 : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (Sulalatin) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu hasil pembuahan (zygote/ Nutfah) dalam tempat yang kokoh (Kororim makiin, maksudnya rahim/uterus).
2. Surat Ar-Ra’ad ayat 8 :  Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap wanita dan kandungan rahim yang kurang sempurna atau berkurang dan yang bertambah.dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.
3. Surat Al Baqarah (2) ayat 223 : isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik ) untuk dirimu dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.

C.       Perkembangan Lanjut Janin hingga Lahir.
                   Setelah itu blastocyst akan berkembang lebih lanjut membentuk 3 lapisan penting yaitu ectoderm (lapis luar), mesoderm (lapis tengah) dan endoderm (lapis luar) yang pada stadium selanjutnya dari ketiga lapis ini akan berkembang menjadi berbagai macam organ tubuh seperti jantung, hati, otak, tulang, usus dll.   Proses pembentukan organ-organ tubuh selesai pada usia kehamilan 3 bulan. Setelah itu organ-organ tumbuh membesar seiring dengan meningkatnya usia kehamilan Embrio yang telah lengkap ini disebut Fetus (Janin). Sedangkan sel-sel luar embrio bersama lapisan sel-sel rahim ibu akan membentuk selubung yang menutupi dan melindungi  janin hingga saat kelahiran.
       Sesuai dengan perjalanan waktu dan meningkatnya usia kehamilan janin makin besar dan kemudian matur (matang) artinya janin siap untuk dilahirkan, memulai hidup baru diluar rahim dan memulai pengembaraannya didunia nan fana ini. Keadaan ini mulai usia kehamilan 6 bulan, tetapi umumnya janin baru dilahirkan pada usia 9 bulan (masyarakat umum) atau 40 minggu (medis). Setelah itu janinpun lahir kedunia ini dalam keadaan fitrah dan memulai kehidupannya didunia ini dalam rangka mencari Ridho Allah SWT, berbakti dan menyembah Allah SWT serta menjadi khalifah dimuka bumi ini.

       Proses pembentukan manusia hingga mencapai bentuknya yang lengkap hingga dilahirkan juga diterangkan oleh ayat-ayat Al-Qur’an, yaitu :
1.      Al Mu’minun ayat 14 : Kemudian hasil pembuahan (Nutfah) itu kami jadikan segumpal darah (‘Alaqoh), lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging ( Mudgah) dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang (‘Izaman), lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging (Lahman) , kemudian kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling Baik.
2.      Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari hadits Hudzaifah bin Usaid, ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: "Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian malaikat bertanya, ra Rabbi, laki-laki ataukah perempuan?' Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan kehendak-Nya, dan malaikat menulisnya, kemudian dia (malaikat) bertanya, Ya Rabbi, bagaimana ajalnya?' Lalu Rabb-mu menetapkan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian ia bertanya, 'Ya Rabbi, bagaimana rezekinya?' Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian malaikat itu keluar dengan membawa lembaran catatannya, maka ia tidak menambah dan tidak mengurangi apa yang diperintahkan itu. Hadits ini menjelaskan diutusnya malaikat dan dibuatnya bentuk bagi nutfah setelah berusia enam minggu (empat puluh dua hari) bukan setelah berusia seratus dua puluh hari sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Mas'ud yang terkenal itu.

       Mengenai usia  kapan janin menjadi matang dan siap lahir, interpretasi 6 bulan disini artinya usia Janin yang sudah tak tergantung pada rahim ibu lagi, siap untuk dilahirkan dan dapat bertahan dan tumbuh diluar rahim, bila kondisi diluar rahim mendukung. Jadi  3 bulan merupakan tambahan waktu agar lebih matur (matang). Tetapi pada masa kini dengan kemajuan medis, bayi prematur lebih dari 6 bulan dapat bertahan hidup dan tumbuh normal.
                   Rangkaian perjalanan “anak” manusia dirahim ini kemudian berakhir dengan proses kelahiran. Allah SWT memberikan kemudahan kepada para ibu dalam proses melahirkan dengan mengadakan beberapa perubahan  yang berkaitan dengan rahim, mulut rahim, liang senggama ,struktur tulang dan jaringan ikat yang melingkari jalan lahir serta jalannya proses kelahiran itu sendiri.
                   Seperti pada Firman Allah SWT dalam Surah Abasa (80) ayat 20 :  Kemudian kami buat jalan (pelintasan jalan lahir) menjadi mudah.

2.3.   MENYUSUI
                   Pemberian ASI adalah salah satu ibadah yang agung dan Allah memberikan pahala besar terhadap Ibu yang melakukannya. Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah dalam QS.AI-Baqarah:23

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya. Janganlah seorang ibu (menjadi) menderita sengsara karena anaknya dan seorang ayah (jangan menjadi menderita) karena anaknya, dan ahli warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kalian ingin anak kalian disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagi kalian apabila kalian memberikan pembayaran sepatutnya. Bertakwalah kalian kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kalian kerjakan."
Ada tiga pendapat dalam memahami kata "para ibu" yang ada dalam ayat di atas, yaitu :
1.      Mujahid, Ad Dhahhak dan As Siddiy: maksud dari kata "para ibu" dalam ayat tersebut adalah isteri-isteri yang telah dicerai oleh suaminya dan memiliki anak kecil yang masih perlu disusui.
2.      Al Wahidiy : makna kata "para ibu" di sini adalah wanita yang masih berstatus sebagai isteri dan memiliki anak kecil untuk disusui.
3.      Abu Hayyan dalam Bahr al Muhith : maksud dari kata "para ibu" di ayat tersebut adalah umum, mencakup isteri aktif maupun isteri yang sudah dicerai.

2.4.     HUKUM MENYUSUI
Hukum menyusui menurut beberapa ulama, yaitu :
1.      Imam Malik ra : Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya jika :
a.       Dia masih berstatus sebagai isteri.
b.      Si anak tidak mau menyusu kepada selain ibunya.
c.       Tidak ada ayahnya.
d.      Adapun bagi wanita yang telah dicerai ba`in maka tidak ada kewajiban menyusui, kalau pun terpaksa dia menyusui, maka dia berhak mendapatkan upah atas apa yang telah dia kerjakan.
2.      Mayoritas Ulama: Sunnah bagi seorang ibu menyusui anaknya, kecuali dalam kondisi tertentu seperti jika anak tersebut tidak mau menyusu kepada selain ibunya atau suaminya tidak mampu untuk membayar biaya penyusuan anaknya, atau dia mampu namun tidak ada orang yang mau menyusui anaknya. Dalam kondisi pengecualian tersebut maka hukum menyusui anak adalah wajib.

2.5.      MANFAAT MENYUSUI
                  Keunggulan ASI dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek gizi, aspek imonologik (kekebalan), aspek psikologis, aspek kecerdasan, neurologis, dan ekonomis. ASI mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
                  ASI mengandung zat-zat gizi yang berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak. Selain itu, ASI (tepatnya kolostrium/air susu yang berwarna kekuning-kuningan yang keluar setelah bersalin dan mengandung zat anti kuman). Sangat membantu mengeluarkan mekanium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
                  Air  susu dalam beberapa hari kelahiran  mempunyai beberapa kelebihan, antara lain mengandung zat antibody yang sangat diperlukan oleh bayi. Bayi yang memperoleh air susu jenis ini akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima oleh  hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.
                  Pemberian ASI dalam aspek psikologis maka kedokteran jiwa modern telah mengatakan bahwa menyusui secara alami menguatkan jalinan emosi antara ibu dengan bayinya, menjadikan ibu lebih sayang dan perhatian kepada bayinya, menyusui bukan proses sebatas materi, akan tetapi ia adalah jalinan maknawi dan pembentukan jiwa bagi bayi yang disusui.
(Izzudin Karimi)


DAFTAR PUSTAKA

Jackson, Deborah. Memahami Bahasa Bayi (When Your Baby Cries).Think. Yogyakarta. Cetakan pertama. April 2006.

Dari Situs Internet :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar